Senin, 29 April 2013

SENYUM SEORANG ANNEZA



“Dasar akhwat tukang tebar pesona…tebar senyum sembarangan.
Memang kamu kira senyum yang kamu tebarkan tidak akan dimintai pertanggung jawabannya kelak…?”
“Cetarrrrr…!!!!” Seperti disambar petir disiang bolong. Kata-kata lelaki itu meskipun diucapkan dengan intonasi yang lembut tapi terasa menggelegar dihati Neza. Dalam beberapa menit ia hanya bisa berdiri mematung.
“Siapa orang itu..?”, Neza tidak pernah merasa mengenalnya. Melihatnya pun baru kali ini
***
“Nez….nezaaaaa..!!”.
“Ehh, em..iya ada apa mbak?”, jawab Neza tergagap
“Nglamun lagi yah?. Kenapa sih…dari kemarin mbak perhatikan kamu sering sekali melamun. Ayo crita sama mbak”.
“Huff…tahu aja mbak ku yang satu ini”, batin Neza gundah.
Beberapa kali Neza tampak menghela nafas panjang seolah ingin menghempaskan beban yang menyesakkan didadanya.
Mulutnya sudah terbuka siap akan mengatakan sesuatu yang mengganjal dihatinya..tapi setelah beberapa detik tak kunjung satu kalimatpun keluar dari mulutnya dan akhrinya Neza hanya menggelengkan kepalanya.
Akhir-akhri ini semua pekerjaan Neza berantakan. Tak ada satupun yang beres..tugas kampus, proposal organisasi bahkan hapalan ayatnya pun mulai kabur.
“Ya Allah…ada apa dengan ku”.
***
Neza menatap layar HPnya sedih. Akhir-akhir ini inbox HPnya hanya dipenuhi sms-sms pengganggu jiwa. Sms dari teman lawan jenis neza yang isinya sangat-sangggaaaat tidak jelas.
“lagi apa??sedang dimana??dengan siapa??sudah makan belum??”.
HuUuaA.. semuanya membuat Neza muak. Dimeja neza juga banyak surat-surat dari lawan jenis yang bernada serupa. Serupa tidak jelasnya….
Belum lagi kelakuan dari beberapa laki-laki yang dengan beraninya menemuinya mengubernya dari kampus sampai ke kosnya untuk sekedar menyatakan cinta ,mengajak pacaran atau lebih parahnya mengajak neza menikah. Ough..kepala Neza hampir meledak karenanya.
Neza memang lebih memilih menikah dari pada pacaran, tapi dari beberapa kandidat yang mendekatinya tidak satupun yang menurut Neza serius dan menempuh jalur yang benar… jalur yang telah digariskan oleh agamanya.
Tapi bukan itu pokok permasalahan yang sebenarnya…inti dari permasalahan ini sebenarnya adalah setiap kali Anneza menolak mereka maka akan datang mereka-mereka yang serupa.
Nesa sendiri heran..apa sebenarnya yang membuat mereka begitu tertarik padanya. Neza sangat sadar bahwa tidak ada yang istimewa dalam dirinya…semuanya serba standar. So, apa yang membuat mereka begitu tertarik pada neza?? Mengejar-ngejar neza dimanapun Neza berada.
“Hem, nampaknya ada yang salahkah dalam diri ku…??”, gumam Neza menerawang
***
Beberapa malam ini tidur Neza tak pernah nyenyak. Ia selalu terlihat gelisah disetiap kesempatan. Dan malam ini Neza terbangun lagi…karena suara itu. Suara laki-laki dengan kritikan yang sangat tajam…laki-laki tanpa identitas.
Dibawah temaram sinar bulan dan ditemani bintang-bintang Neza meneguhkan hatinya.
“Aku tidak boleh terus-terusan begini. Aku harus menghalau kegelisahan ku yang membuatku tidak produktif. Aku harus segara mencari arti dari kata-kata lelaki itu”.
***
Neza melempar buku ditangannya dengan perasaan kesal. Ini sudah buku ke sepuluh dalam satu minggu ini. Sudah hampir tiga bulan ini Neza berburu dan melahap dengan rakus semua buku-buku yang menyinggung tentang adat tersenyum. Ia hampir frustasi karena tak kunjung menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di kepalanya.
Skripsinya pun jadi terbengkalai karena dinomor duakan oleh nya. Oh jawaban…dimanakah engkau bersembunyi??
***
Hari ini matahari bersinar sangat terik..Neza berkali-kali mengusah peluh didahinya. Siang ini Neza ada janji bertemu dengan dosen pembimbing skripsinya. Hampir semingguan ini Ia tidak ke kampus. Malu juga Ia ketika dosen pembimbingnya itu menanyakan kemana saja Ia beberapa waktu ini. Ia mendapatkan banyak kritikan atas pekerjaannya, ia juga mendapat teguran keras dari dosen senior itu karena progresnya yang lambat.
Wajah Neza nampak merah padam ketika Ia keluar dari ruang dosen. Beberapa temannya nampak duduk-duduk di depan ruang dosen menunggu giliran bimbingan. Neza menyapa beberapa teman wanitanya dan tersenyum pada teman-teman lelakinya.
“gimana Nez??lancar..?”. neza hanya tersenyum kecut menanggapi pertanyaan temannya.
            Adzan dzuhur berkumandang, mengingatkan umat-Nya untuk segera menghadap dan menunaikan kewajibannya.
            “aku shalat dulu yah..”, kata Neza sambil beringsut menuju mushola fakultas.
            Air wudhu yang menyentuh pori-pori kulitnya bagaikan membasuh semua masalahnya..begitu menyegarkan syaraf-syarafnya yang tadi sempat kaku dan kusut.
            “liat gak tadi si Neza senyum kearah ku lho..”.
            Langkah kaki Neza tertahan ketika Ia mendengar percakapan seseorang di balik tempat wudhu wanita. Neza sempat ragu untuk mendengarkan kelanjutan percakapan itu..tapi rasa penasaran mengalahkannya.
            “Berarti gue punya peluang dong buat ngedeketin doi..”. Terdengar suara tawa beberapa orang dibalik tembok itu.
            “loe jangan ke GR an dulu bro. Neza kan orangnya memang ramah sama siapa aja”.
“bodo amat..dengan melihat doi tersenyum buat gua itu udah menandakan nilai plus buat kelanjutan hubungan gua ama doi. Asal loe tau aja, tiap kali doi tersenyum kearah gue…beuhhh gue rasanya melayangggg sampai kelangit-langit”
            “HAHAHAHAHAHAAAAA…..”. mereka kembali tertawa riuh
Neza tak tahan lagi mendengar percakapan mereka...ia segera menjauhi tempat itu sejauh-jauhnya dan menutup telinganya rapat-rapat.
***
“Dasar akhwat tukang tebar pesona…tebar senyum sembarangan.
Memang kamu kira senyum yang kamu tebarkan tidak akan dimintai pertanggung jawabannya kelak…?”
 Kata-kata lelaki itu seperti bergema disudut-sudut kamar Neza..inikah jawaban atas kritikan laki-laki itu?? Inikah jawaban atas pertanyaan ku, mengapa selama ini mereka mendekati ku?
Karena senyuman ku..senyuman yang membuat mereka salah paham. Senyuman yang membuat mereka berharap terlalu jauh…
Diliriknya tumpukan buku yang ia beli beberapa bulan lalu..salah satu buku itu tampak terbuka dan dihalamannya tertera beberapa tulisan yang menarik minat Neza untuk membacanya.
“Senyum wanita bisa membuat lelaki ingin dekat kepadanya…tapi menangisnya wanita, membuat lelaki menjauh darinya. Maka hati-hatilah  wahai wanita. Jangan kau tebarkan senyumanmu dengan murahnya kepada semua lelaki karena sungguh senyumanmu sangat mahal dan tak ternilai….”
Al-Ghazali
***
Hemm..udara pagi ini terasa begitu menyegarkan bagi Neza. Rupanya Ia telah banyak belajar dan telah mendapatkan hikmah atas teguran laki-laki itu. Tapi anehnya, entah kenapa akhir-akhir ini hati Neza malahan merasa tak tenang. Ia selalu berdebar-debar tanpa alasan yang logis.
“Nez..ada titipan surat”, kata mbak. Nida yang tiba-tiba nongol disampingnya.
“Dari siap…aaa??. Lho ko mbak. Nidanya dah ngilang ajah nih”, kata Neza menggeleng-gelengkan kepalanya heran. Karena penasaran Neza buru-buru membuka selembar kertas putih itu dan isinya

Salam
Nampaknya kamu telah banyak belajar, Neza
Karenanya, aku tidak salah telah menetapkan pilihan ku
 

“HaaAaahH…lelucon macam apa lagi ini??!!”
Tanda Tanya besar bergelayut di otak neza ???? ulah siapa ini…???
***
“Poing..poing..poing…”. Dering Hp subuh itu menghentikan baca’an Al- Mat’surat Neza.
Neza buru-buru mengangkat Hp nya ketika melihat nama Bunda di layar panggilan masuknya.
            “Assalamu’alaikum…ada apa bun? Ko…”.
“Wa’alaikumsalam, Nez pagi ini juga kamu segera pulang ke rumah ya. Ada tamu penting yang ingin bertemu..”, kata Bunda Nampak terburu-buru.
“Tapi, bun..hari ini Neza mau bimbingan…”.
“Sudahlah Nez, kamu izin dulu satu hari…ini penting. Pokoknya Bunda tunggu dirumah yah. Assalamualai’kum…..”. Tuuutttt…ttuutt..ttuuuttt…
“Wa’alaikumsalam…”,jawab Neza lemas.
***
            Jam10.00 Tengg..!!! Neza sampai didepan rumahnya. Banyaknya sepatu yang berjajar rapi didepan pintu rumahnya menandakan ucapan Bundanya tidak main-main. Neza segara memutarkan langkahnya menuju pintu belakang. Di dapur ia mendapati Bundanya yang sedang sibuk menyiapkan makanan.
“Nezz…sudah sampai to. Sana buruan bersih-bersih dulu, jangan lupa dandan yang cantik”, kata Bundanya sambil mengerlingkan mata menggoda anaknya yang tampak kebingungan.
            Dengan berat hati dan tanpa mendapat penjelasan apapun dari Bundanya, Neza menyeret kaki menuju kamarnya. Beberapa menit kemudian Bunda pun menyusulnya ke kamar. Melihat anak bungsunya yang telah rapi dan wangi itu duduk cemberut di pinggir ranjangnya, Bunda pun mulai menggoda Neza.
            “Bagaimana?? Sudah siap melihat calon suami mu..?”.
            “Haahh..maksudnya apa Bun?”, kata Neza dengan mulut melongo. Bunda malah tertawa melihat perubahan muka anaknya dari penasaran-bingung-panik-gugup…
“Salah satu dari tamu kita yang sedang ngobrol diruang tamu itu adalah orang yang mau melamar kamu Nez”.
Neza tak bisa mengatakan sepatah katapun karena sangat terkejut..”mimpi apa aku semalem..?”.
“Bunda sudah mempertimbangkan semuanya Nez. Bunda pikir memang sudah saatnya kamu berkeluarga. Tapi semua keputusan Bunda serahkan sepenuhnya ditangan Neza..”. Bunda menatap Neza dengan tatapan sayang seorang ibu.
***
Jantung Neza berdegup kencang, begitu kencangnya sampai-sampai Neza takut kalau ada yang mendengarnya. Bunda mengulurkan tangannya, mendampingi Neza menyusuri lorong menuju ruang tamu. Neza tahu tangannya sudah sedingi es, rasa gugupnya membuat jalannya agak limbung. Berkali-kali Neza menghela nafas panjang menenangkan diri. “Bismillah…”
            “Assalamu’alaikum..”, kata Neza dengan suara bergetar.
“Wa’alaikumsalam..”. jawaban salam yang menggemuruh sempat membuat nyali Neza menciut kembali.
Sunyi beberapa saat kemudian, membuat Neza semakin menundukkan wajahnya. Ia tak berani menatap siapa pun yang ada di ruang itu.
“Assalamu’aliakum, dek”.
Suara itu…??!! “Mbak. Nida…”, kata Neza kaget.
Mbak. Nida tersenyum dan mengerlingkan matanya nakal, menggoda Neza yang masih tertegun-tegun melihatnya.
            “Mbak mengantarkan saudara mbak..”.
            “HAah…??!!!”. Nisa tambah melongo, ia mengikuti arah pandang mbak. Nida. Pandangan mbak. Nida terhenti pada sesosok laki-laki berbaju koko biru. Tiba-tiba lelaki itu memalingkan wajahnya kearahnya. Neza buru-buru menundukkan pandangannya. ”Hiiieehh…kaget”, batin Neza dengan perasaan berdebar.
            Acara pun dimulai, Neza tak begitu memperhatikan jalannya acara. Ia tampak sibuk dengan pikiranya sendiri.
“Nduk, ini lho orang yang mau mengkhitbah mu..”, kata Bunda menggoda. 
“Assalamu’alaikum…”. Detak jantung Neza hampir berhenti demi mendengar suara itu.
Hening beberapa saat sebelum lelaki itu bersuara kembali.
“Afwan kalau baru sekarang kita bisa berkenalan secara resmi…namaku Fatih El Firdaus. Panggil saja Fatih”.
Kepala Neza tiba-tiba pening. Badannya mendadak panas dingin dan detak jantungnya kian terpacu dengan cepat. Dia..dia orang yang selama ini Neza car-cari. Orang yang membuat hidupnya sempat jungkir balik. Orang yang membuatnya berubah total.
“Alhamdulillah, kalau ternyata sudah saling kenal. Jadi, bagaimana keputusannya Nduk..?”.
Tubuh Neza terasa melayang..Ia hanya bisa diam dan duduk mematung dengan mata yang makin mengembun.
            Akankah pencarian Neza berakhir disini…???

>To Be Continue<

SEBELUM REL



            “Kruyuk..kruyuk..”, Neza meringis memegangi perutnya yang mulai melakukan demonstrasi. Jam di gedung itu menunjukkan pukul 20.55.
“Sabar Nez, tinggal lima menit lagi”, batinnya sambil mengelus perutnya.
“Hihihihi…Laper ya Nez?”, kata Soul memandang Neza dengan wajah geli.
“hehehe..”.
Soul hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah sabahatnya itu. Ia tau sekali karakter Neza. Kalau Neza sudah terserang Virus Kelaparan wataknya akan berubah total. Ia akan terserang gejala otak beku alias Otaknya jadi buntu tidak mau diajak berpikir, gejala bermonolog alias sering meracau sendiri dan jadi super galak seperti singa. Hehehe…
***
“Mau makan dimana Nez?”, kata Soul samar-samar dari balik helmnya.
“Nyari yang murah tapi kenyang Soul. Uang ku menipis nih”. Soul hanya mengacungkan jempolnya tanda setuju.
Beberapa warung makan telah mereka eliminasi dan akhirnya mereka melihat gerobak dengan penerangan lampu warna-warni. Neza dan Soul saling pandang, mengirimkan sinyal “ayoo serbuuu..”.
Setelah lumayan dekat ternyata gerobak itu adalah sebuah gerobak angringan. Hem.. cukup menarik dan unik. Karena berbeda dengan angkringan-angkringan lain yang terkesan remang-remang. Angkringan ini malahan diterangi lampu banyak lampu dan tempatnya cukup luas. Mau duduk mau lesehat..terserah anda hehehe..
“Malam mbak. Silahkan dipilih menunya”,kata mas angkringan dengan senyum ramah.
“Yuhuu…”, batin Neza girang.
Entah karena melihat  Neza yang tengah lahap makan atau karena sekedar basa-basi khas pedagang..si mas angkringan yang dipanggilan para pelanggan setianya dengan sebutan “akh” itu mulai menanya-nayai Neza.
Terdorong rasa ingin tau Neza balas memberondong si akh dengan beberapa pertanyaan sekaligus. Sesi tanya jawab pun dibuka “Teng..teng..”.
“hem..dasar obsesi jadi wartawan gak kesampaian”, gumam Soul geleng-geleng.
Serunya pembicaraan mereka membuat beberapa pelanggan setia si akh tampak memendang Neza heran. Tapi, nampaknya Neza belum menyadarinya..
Neza masih asyik mendengarkan cerita si akh yang ternyata adalah seorang mahasiswa seperti dirinya juga. Dan ternyata mereka satu universitas, bahkan fakultas mereka letaknya berhadapan. “Hem, dunia itu terkadang terasa sempit”.
Dari bertanya-tanya masalah omset cerita si akh pun melebar kearah pengalaman hidupnya. Dari niatnya kuliah yang tidak disetujui orang tuanya, kabur dari rumah demi sebuah pembuktian diri dan perjuangannya untuk membiayaai kehidupannya di jogja dan untuk membayar kuliahnya.
 Semua pekerjaan ia lakukan dari mengamen, menjadi penjual Koran sampai  menjadi pemilik angkringan saat ini. Dan dengan bangga sekarang ia bisa mengatakan kepada orang tuanya bahwa ia bisa kuliah di sebuah perguruan tinggi negeri dengan biaya sendiri, bisa menguliahkan adiknya dan sedang merampungkan skripsinya. Yah, walaupun ia agak terlambat dari teman-temannya yang lain.
“Wah..wah.., mbaknya nih tertarik sama ceritanya si akh, sama usaha angringannya atau sama si akh nya sendiri nih???. Ko dari tadi nanya-nanya terus”,goda salah seorang pelanggan angkringan itu sambil senyum-senyum.
“TEeeennNg!!! Nah, lhooooo Nez, mau jawab apa?”, batin Neza sambil tersenyum kecut.
Nah..nah… ko si akh juga ikut senyum-senyum gitu yah?. Neza berpaling kearah Soul meminta pembelaan darinya yang tadi sempat ikut nimbrung pembicaraan mereka. Soul malahan mengedikkan bahunya sambil tersenyum penuh kemenangan.

Senin, 01 April 2013

MUHKAM & MUTASYABIH

A.    Pendahuluan
Sejak turunnya Al Quran pada masa Rasulullah, pengkajian tentang Al Quran tidak pernah berakhir. Ketika ayat pertama turun di gua Hira melalui malaikat Jibril, sejak itulah pengkajian mengenai Al Quran dimulai. Untuk memahami wahyu yang turun tersebut dibutuhkan penalaran dan pemahaman yang mendalam. Al Quran mulai menjadi perbincangan masyarakat ketika itu. Hingga akhirnya Rasulullah wafat, pengkajian mengenai Al Quran terus berlanjut. Hingga saat ini pun pengkajian mengenai Al Quran terus berlanjut. Dengan adanya Ulumul Quran umat yang hidup jauh dari zaman Rasulullah hidup, dapat mempelajari ilmu tentang Al Quran. Pembahasan Ulumul Quran salah satunya adalah tentang muhkam wa mutasyabih.
Kajian Ulumul Quran tentang muhkam wa mutasyabih memiliki maksud untuk memudahkan manusia mengetahui, memahami serta mengamalkan isi kandungan Al Quran begitu juga untuk memperlihatkan mukjizad Al Quran. Al Quran diturunkan bukan hanya dibaca untuk mendapatkan pahala namun juga difahami maksud dan inti Al Quran. Al Quran juga merupakan mukjizad sebagai bukti bahwa Al Quran bukanlah ciptaan manusia namun ciptaan Allah Swt.  

B.     Pembahasan
a.       Pengertian
1. Muhkam dan Mutasyabih dalam Arti Umum
Kata muhkam berasal dari kata ihkam yang secara bahasa berarti kekukuhan, kesempurnaan, keseksamaan, dan pencegahan. Ihkam al-kalam berarti mengokohkan perkataan dengan memisahkan berita yang benar dari yang salah, dan urusan yang lurus dari yang sesat. Melalui pengertian inilah Allah mensifati al-Qur’an itu seluruhnya muhkam, sebagaimana ditegaskan didalam firman-Nya
كتب ا حكمت ا يته…..
“inilah sebuah kitab yang ayat-ayatnya diperkuat dan diperjelas secara rinci yang diturunkan dari sisi Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui”. (Qs. Hud: 1)
Maksudnya adalah kata-kata Qur’an yang kokoh, fasih (indah dan jelas) dan membedakan antara yang hak dengan yang batil dan antara yang benar dengan yang dusta1.
Sedangkan kata mutasyabih berasal dari kata tasyabaha-yatasyabahu yang artinya keserupaan dan kesamaan yang biasanya membawa kepada kesamaran antara dua hal. Asyabuh al-kalam  berarti kesamaan dan kesesuaian perkataan karena sebagiannya membetulkan sebagian yang lain[1].
Melalui pengertian ini Allah mensifati Qur’an seluruhnya adalah mutasyabih, sebagai mana ditegaskan didalam firman-Nya: “Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik yaitu al-Qur’an yang serupa (mutu ayat-ayatnya)”.(Qs.Az-Zumar: 23), maksudnya adalah sebagian kandungan Qur’an serupa dengan sebagian yang lain dalam kesempurnaan dan keindahannya, dan sebagiannya membenarkan yang lain dengan makna yang sesuai.
Penjelasan diatas tidak menjadikan kontradiksi ayat al-Qur’an yang satu dengan ayat-ayat yang lain. Jadi, pernyataan bahwa al-Qur’an itu seluruhnya muhkam adalah dengan pengertian itqan (kuat, kokoh, indah), yakni ayat-ayatnya serupa, saling membenarkan satu sama lain. Jika Qur’an memerintahkan sesuatu hal maka ia tidak akan memerintahkal kebalikannya di tempat lain, tetapi ia akan memerintahkannya pula atau yang serupa dengannya. Demikian pula dalam hal larangan dan berita. Tidak ada pertentangan dan perselisihan dalam al-Qur’an. Hal tersebut dipertegas melalui firman Allah: “Apakah mereka tidak memahami al-Qur’an, dan seandainya al-Qur’an itu bukan dari sisi Allah, pasti mereka mendapati banyak pertentangan (satu sama lain) didalamnya”. (Qs. An-Nisa: 82)[2]
2. Pengertian Muhkam dan Mutasyabih Secara Khusus
Dasarnya adalah firman Allah: “Dialah yang menurunkan al-Kitab (Qur’an) kepadamu. Di antara (isi)-nya ada ayat-ayat muhkam, itulah pokok-pokok isi Qur’an dan yang (ayat-ayat) mutasyabih. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, mereka mengikuti ayat-ayat yang mutasyabihat daripadanya untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: Kami beriman kepada ayat-ayat mutasyabihat. Semuanya itu dari sisi Tuhan kami, dan tidak dapat mengambil pelajaran kecuali orng-orang yang berakal.” (Qs. Ali Imraon: 7)
Terdapat perbedaan pendapat dalam pengartian keduanya, namun intinya menjelaskan bahwa
1.      muhkam adalah ayat yang mudah diketahui maksudnya, sedang mutasyabih maksudnya hanya diketahui oleh Allah.
2.      Muhkam adalah ayat yang hanya mengandung satu wajah, sedang mutasyabih mengandung banyak wajah.
3.      Muhkam adalah ayat yang maksudnya dapat diketahui secara langsung tanpa memerlukan keterangan lain, sedang mutasyabih memerlukan penjelasan dengan merujuk kepada ayat-ayat lain.
Adapun contoh ayat-ayat muhkam dalam Qur’an terdapat pada ayat-ayat nasikh, ayat-ayat tentang halal haram, hudud (hukum-hukum Allah), kewajiban, janji dan ancaman[3].
Menurut istilahnya, para ulama memiliki berbagai pandangan terhadap muhkam dan mutasyabih, yakni sebagai berikut:
1.      Ulama golongan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah
Lafal muhkam adalah lafal yang diketahui makna maksudnya, baik karena memang sudah jelas artinya maupun karena dengan dita’wilkan. Sedangkan lafal mutasyabih adalah lafal yang artinya hanya dimonopoli Allah SWT. Manusia tidak ada yang bisa mengetahuinya. Contohnya: terjadinya hari kiamat, keluarnya Dajjal, arti huruf-huruf Muqaththa’ah.
2.      Ulama golongan Hanafiyah
Lafal muhkam ialah yang jelas petunjuknya, dan tidak mungkin telah dinasakh (dihapuskan hukumnya). Sedang lafal mutasyabih adalah lafal yang sama maksud petunjuknya, sehingga tidak terjangkau oleh akal pikiran manusia ataupun tidak tercantum dalam dalil-dalil nash (teks dalil-dalil). Sebab, lafal mutasyabih termasuk hal-hal yang diketahui Allah SWT saja artinya. Contoh: hal-hal ghaib.
3.      Ulama golongan Ahlul Fiqh yang berasal dari pendapat sahabat Ibnu Abbas
Lafal muhkam adalah lafal yang tidak bisa ditakwilkan kecuali satu arah/segi saja. Sedangkan lafal mutasyabih adalah artinya dapat ditakwilkan dalam beberapa arah/segi, karena masih memiliki kesamaan. Misalnya, seperti masalah surge, neraka, dan sebagainya.
4.      Imam Ibnu Hanbal
Lafal muhkam adalah lafal yang bisa berdiri sendiri atau telah jelas dengan sendirinya tanpa membutuhkan keterangan yang lain. Sedangkan lafal mutasyabih, membutuhkan penjelasan arti maksudnya, karena adanya bermacam-macam takwil terhadap lafal tesebut. Contohnya seperti lafal yang bermakna ganda (lafal musytarak), lafal asing (gharib), lafal yang berarti lain (lafal majaz), dan sebagainya.
5.      Imamul Haramain
Lafal muhkam ialah lafal yang tepat susunan, dan tertibnya secara biasa, sehingga mudah dipahami arti dan maksudnya. Sedangkan lafal mutasyabih ialah lafal yang maknanya tidak terjangkau oleh ilmu bahasa manusia, kecuali jika disertai dengan adanyatanda/isyarat yang menjelaskannya. Contohnya seperi lafal yang musytarak, mutlak khafi (samar), dan sebagainya[4].

b.      Pendapat Ulama
  1. Madzhab Salaf, yaitu para ulama yang mempercayai dan mengimani ayat-ayat mutasyabih dan menyerahkan sepenuhnya kepada Allah sendiri (tafwidh ilallah). Mereka menyucikan Allah dari pengertian-pengertian lahir yang mustahil bagi Allah dan mengimaninya sebagaimana yang diterangkan Al-Qur’an. Di antara ulama yang masuk ke dalam kelompok ini adalah Imam Malik yang berasal dari ulama mutaqaddimin.
2. Madzhab Khalaf, yaitu para ulama yang berpendapat perlunya menakwilkan ayat-ayat mutasyabih yang menyangkut sifat Allah sehingga melahirkan arti yang sesuai dengan keluhuran Allah. Mereka umumnya berasal dari kalangan ulama muta’akhirin[5].

c.       Faktor yang Menyebabkan Muhkam dan Mutasyabih
Allah SWT membedakan antara ayat muhkan dan mutasyabih juga menjadikan ayat muhkam sebagai pembanding ayat mutasyabih. Hal ini Allah SWT telah berfirman dalam Surat Ali Imran ayat 7.
Artinya: “Dia-lah yang telah menurunkan Al-Kitab (Al Quran) kepada kamu. Diantara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamat,itulah pokok-pokok isi Al Quran, dan yang lain ayat-ayat mutasyabihat”.
Adapun penyebab muhkam dan mutasyabih karena kesamaran pada lafal, pada makna, pada lafal dan makna, secara rinci yaitu
1.      Kesamaran pada lafal
Dalam Al Quran, ayat-ayat mutasyabihah terdapat kesamaran pada lafal, lafal mufrad (lafal yang belum tersusun dengan lafal lain) terdapat pada ayat 31 surah Abasa. Dalam ayat ini kata abban jarang terdapat dalam AlQuran sehingga sulit difahami, namun dalam ayat berikutnya diperjelas dengan adanya kalimat yang disenangi manusia dan binatang ternak maka, yang dimaksud abban adalah rerumputan yang disenangi manusia dan binatang ternak1. Timbulnya kesamaran ayat juga terdapat pada ayat 93 surah Shaffat, Terjemahnya “Lalu dihadapinya berhala itu sambil memukulnya dengan tangan kanannya”. Kata alyamiin mengandung beberapa pengertian, yaitu menggunakan tangan kanan, memukul dengan keras karena yang kanan ialah yang terkuat dari kedua anggota badan, memukul itu disebabkan tangan kanan yang sudah bersumpah dengan Nabi Ibrahim 2 yang tersurat dalam surat Al Anbiya’ ayat 57. Kesamaran pada lafal murakkab (lafal yang telah tersususn dengan lafal yang lain) karena ayat tersebut terlalu ringkas, bermakna luas, memiliki susunan kalimat yang kurang tertib. Salah satunya terdapat pada surah An Nisa ayat 3. Dalam ayat ini sukar difahami karena terlalu ringkas dengan menambahkan kalimat, maka maksudnya akan lebih jelas. Penambahan kalimat untuk memperjelas ayat yang samar untuk diterjemahkan dan difahami.
2.      Kesamaran pada makna
Kesamaran pada ayat mutasyabih tentang kenikmatan surga, siksa neraka, tanda-tanda hari kiamat. Manusia hanya dapat menerka dengan akal pikirannya namun tidak dapat menjangkau wujud dari makna yng terkandung dalam ayat Al Quran.Sebagaimana yang tersurat dalam surah Al qiyamah ayat 6-13, yang menginformasikan kepada manusia tentang tanda-tanda hari kiamat. Begitu pun keberadaan surga terdapat pada surat Al Ghosiyah 9-16. Keberadaan  neraka  terdapat pada surah An Nisa ayat 56.
3.      Kesamaran pada lafal dan pada makna
Terdapat pada ayat 189 surah Al Baqoroh
وليس البر بأن تأتوا البيوت من ظهورها ولكن البر من اتقى  (البقرة: 189)
Artinya: “Dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnya, akan tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang-orang yang bertaqwa”3
Pada ayat ini terdapat kesamaran lafal juga terdapat kesamaran makna karena kebiasaan orang Arab yang sukar diketahui oleh bangsa lain. Maka terjadipenambahan ungkapan dengan kalimat jika kalian sedang melkukan ihram untukhaji atau untuk umrah. Selain pada surah Al Baqoroh ayat 189. Terdapat lima aspek kesamaran pada lafal ayat dan makna ayat yaitu
-          aspek cara (al-kaifiyyah), tentang pelaksanaan kewajiban agama dalam surah Thoha ayat 14 tenteng mendirikan sholat untuk mengingat Aku (Allah). Ayat ini tidak menjelaskan teknis pelaksanaan sholat, dalam ayat ini pun hanya perintah untuk sholat sehingga terjadi kesamaran bentuk sholat yang dilaksanakan harus dilaksanakan seperti apa.
-          Aspek waktu, tentang batas waktu pelaksanaan perbuatan terjadi dalam ayat 102 surah Ali Imron mengenai batas waktu takwa. Dalam ayat ini Allah menyuruh manusia untuk bertakwa dengan sungguh-sungguh namun tidak menjelaskan batas akhir bertakwa.
-          Aspek tempat yang dimaksud dalam ayat 189 surah Al Baqoroh terjadi kesamaran mengenai rumah. Dalam ayat ini tidak dijelaskan maksud ayat tersebut.
-          Aspek syarat melaksanakan ibadah (sholat, puasa, haji). Dalam ayat mutasyabih tidak diterangkan mengenai syarat sahnya melaksanakan ibadah.

d.      MACAM-MACAM MUTASYABIH
Dari pembahasan mengenai faktor penyebab muhkam dan mutasyabih, maka dapat diketahui macam-macam ayat muhkam dan mutasyabih. Pembagiannya sebagai berikut:
1.      Ayat-ayat mutasyabih tidak seorang pun yang mengetahui kecuali hanya Allah SWT. Seperti:
o   Hal-hal yang bersifat abstrak dan ghaib seperti dalam ayat:
يسئلونك عن الساعة أيان مرسها * جزاؤهم عند ربهم جنت عدن تجري من تحتها الأنهار خالدين فيها أبدا
o    Yang menerangkan dzat Allah seperti dalam ayat
الرحمن على العرش استوى (طه: 5)
o    Yang menjelaskan sifat-sifat Allah seperti dalam ayat
                                                                              وكلم الله موسى تكليما4
2.      Pengkajian mengenai ayat mutasyabih dengan pengkajian yang mendalam untuk dapat diketahui dan difahami oleh umat manusia.
3.      Ayat-ayat mutasyabih diketahuihanya oleh Allah SWTdan para pakar ilmuwan (rasikh fi al ilmi), jadi bukan sembarang orang yang yang mengetahuinya.

e.       HIKMAH DITURUNKAN AYAT MUHKAM DAN MUTASYABIH
a.         Menjadi rahmat bagi manusia, terutama bagi orang yang mempunyai kelemahan dalam berbahasa arab.
b.         Memudahkan manusia untuk mengetahui arti dan maksud dalam menghayati dan mempelajariAl-Qur’an.
c.      Memperlancar usaha menafsirkan Al-Qur’an
d.   Mengharuskan adanya upaya untuk mengungkapkan maksud, sehingga akan mendapatkan pahala.
e.    Sekiranya Al-Qur’an seluruhnya muhkam tentunya hanya ada satu mazhab. Sebab ,kejelasannya akan membatalkan semua mazhab di luarnya. Sedangkan yang demikian tidak dapat diterima semua mazhab dan tidak memanfaatkannya.Akan tetapi jika Al-Qur’an mengandung muhkam dan mutasyabih maka masing-masing dari penganut mazhab akan mendapatkan dalil yang menguatkan pendapatnya.Selanjutnya ,semua penganut mazhab akan memperhatikan dan merenungkannya .Sekiranya mereka terus menggalinya maka ayat-ayat Muhkamat menjadi penafsirnya5.
f.     Memudahkan bagi umat manusia untuk menghafal Al Quran.
g.      Rahmat Allah bagi manusia karena dengan argument akal yang telah dikaruniakan Allah SWT berfungsi serta rahmat bagi manusia yang lemah yang tidak mampu mengetahui segala sesuatu6.
h.      Ujian dan cobaan terhadap kekuatan iman umat manusia. Untuk menguji umat manusia tantang keberadaan Allah, malaikat, surga, neraka, hal yang ghoib apakah mereka percaya dengan kabar yang telah disampaikan oleh orang yang benar.
i.        Membuktikan bahwa manusia lemah, terbatas, dan bodoh. Sehebat apapun kekuatan akal yang dimiliki oleh manusia tidak mampu menndingi Allah SWT dengan ayat yang telah diturunkan.
j.        Memperlihatkan kemukjizatan Al-Qur’an, karena dalam ayat l Quran terkandung pengertian dan maksud yang tersembunyi.
k.      Peringatan bagi orang-orang yang sengaja mengutak-atik ayat-ayat dalam Al Quran.

C.     Kesimpulan
Pembahasan mengenai muhkam dan mutasyabih dapat dijadikan pelajaran bahwa di dalam ayat-ayat Al Quran banyak terdapat ayat mutasyabih sehingga memungkinkan terjadinya ambiguitas maka membutuhkan penjelasan yang mendalam dari para ulama yang mampu dan memiliki kemampuan dalam memahami ayat-ayat Al Quran agar tidak terjadi pemahaman yang salah. Sebagai manusia para ulama hanya sedikit mentakwilkan ayat, maka dengan menyerahkan maksud ayat tersebut kepada Allah SWT merupakan hal yang dilakukan para ulama. Karena tidak sidikit pula para ulama yang menyampaikan pandangannya mengenai ayat mutasyabih dengan ilmu dan kemampuannya, maka banyak terjadi perbedaan terhadap ayat mutasyabih, namun tetap memberikan manfaat bagi manusia. Pembahasan mengenai muhkam dan mutasyabih akan terus berlanjut selama Al Quran masih ada.






Dafta Pustaka
Al Quran Al Karim
Quthan Mana’ul,1994,Pembahasab Ilmu Al-Qur’an,Jakarta:PT Rineka Cipta
Khalil Al-Qattan Manna, 1973,Studi Ilmu-Ilmu Qur’an,Jakarta:PT Pustaka Litera Antar Nusa
Masyur Kahar, 1992,Pokok-Pokok Ulumul Qura’an,Jakarta:PT Rineka Cipta
Djalal Abdul,1998,Ulumul Quran,Surabaya:Dunia Ilmu
Http:// Siratullah186.wordpress.com/2009/12/30/muhkam-dan-mutasyabih/




[1] Manna’ Khalil al-Qattan. 1973. Studi Ilmu-ilmu Qur’an. Jakarta: P.T Litera Antar Nusa, hal 303.
[2]  Ibid, hal: 303-304
[3] Mana’ul Qathan. 1994. Pembahasan Ilmu al-Qur’an. Jakarta: P.T  Rineka Cipta, hal: 4.
[4]  Abdul Djalal. 1998. Ulumul Qur’an. Surabaya: Dunia Ilmu, hal: 240-241.